CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 12 Juli 2008


Singo Edan Launching Pemain

Tiga hari jelang digelarnya Liga Super Indonesia, bertempat di Hall Sengkaling, Malang, tim Arema Malang, tadi malam (9/7) melakukan launching tim di depan ribuan Aremania. Selain diperkuat sejumlah pemain muda potensial, Arema juga menjadi salah satu tim yang paling siap dalam hal pendanaan.

Berbeda pada tahun tahun sebelumnya, tim yang dilatih oleh Bambang Nurdiansyah ini, banyak diperkuat pemain muda potensial, seperti Achmad Jufrianto, Fandi Mochtar, Hendra Ridwan, Mochamad Bachtir, Zulkifli dan Achmad Bustomi.

Untuk mendukung totalitas pemain muda, hampir seluruh pemain asing merupakan pemain tenar, sebut saja pemain lama Emalue Serge, Emile Mbamba, Soulemane Traore, serta pemain yang baru saja dikontrak Esaiah Pello Benson.

Arema Pilih Tiga Kapten
MALANG - Bagi sebuah tim, peran seorang kapten cukup penting. Karena itu, untuk menentukan sang kapten, pelatih biasanya memilih pemain yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Hal yang sama dilakukan pelatih Arema Bambang Nurdiansyah untuk menentukan kapten tim Singo Edan (julukan Arema).

Pilihan pertama Bambang jatuh kepada Alexander Pulalo. Selain punya jiwa pemimpin, Alex dinilai mampu memotivasi pemain lainnya. Pemain asal Papua tersebut juga cukup dihormati oleh pemain lainnya. "Alex merupakan pemain paling senior dan berpengalaman. Dia sering saya mintai bantuan saran bila ada sebuah persoalan," kata Bambang.

Namun, ban kapten yang melekat di lengan bukan mutlak untuk pemain yang mempunyai jiwa pemimpin. Menurut Bambang, status sebagai kapten juga bisa menjadi penyemangat bagi pemain. Dengan pertimbangan itu, Bambang akan memberikan peran kapten kepada Emile Bertrand Mbamba jika Alex diganti ditarik keluar atau absen dalam sebuah pertandingan.

Dengan menjadi kapten, Mbamba yang dalam beberapa kali uji coba terkesan tampil asal-asalan bakal bermain sepenuh hati. Jika striker asal Kamerun itu tampil dengan kualitas yang sesungguhnya, dia akan menjadi mesin pencetak gol bagi Arema. "Saya harap, Mbamba bisa menjawab kepercayaan yang saya berikan," ujar Bambang.

Untuk kapten ketiga, Bambang memilih nama Suroso. Mantan pemain Persik Kediri tersebut akan menjadi kapten Arema jika Alex dan Mbamba tak bisa tampil. Suroso dipilih karena dianggap mempunyai jiwa pemimpin. Selain itu, dia cukup akrab dengan pemain-pemain lainnya. "Suroso itu salah seorang pemain lama Arema. Dia cukup familier dengan pemain-pemain baru Arema," tutur Bambang.

Bagaimana bila tiga pemain tersebut tak bisa tampil secara bersamaan karena akumulasi kartu atau cedera? "Saya kira, tiga kapten itu sudah cukup. Kalau mereka tak bisa tampil semuanya, biar saya saja yang jadi kapten," seloroh Bambang.

Macan Putih Keluhkan Cuaca
JEPARA - Hari pertama tiba di Jepara kemarin (11/7) menghadirkan masalah bagi Persik Kediri. Pelatih Arcan Iurie Anatolivici mengeluhkan panasnya cuaca di kota tersebut. Menurut Iurie, cuaca di Jepara terasa lebih menyengat dibandingkan Kediri. "Aku tidak tahu seberapa jauh bedanya. Tapi, di luar sepertinya panas sekali," katanya.

Mantan pelatih Persib Bandung itu khawatir, kondisi tersebut bakal menyulitkan timnya. Dikhawatirkan, panasnya cuaca tersebut mengganggu kondisi fisik skuad Macan Putih (julukan Persik) saat meladeni tuan rumah Persijap di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, besok. Meski demikian, Iurie mengatakan siap menghadapi kendala tersebut. "Inilah kompetisi. Selalu ada tantangan," ujarnya.

Setiba di Jepara kemarin, para pemain Persik tetap menjalani rutinitas latihan. Bedanya, Harianto dkk berlatih di sekitar hotel tempat mereka menginap. Dalam latihan yang dimulai pukul 17.00 tersebut, para pemain mendapatkan porsi latihan senam.

Menurut Iurie, dengan lama perjalanan yang mencapai delapan jam, senam sore bagus untuk menjaga kebugaran. "Jangan sampai kondisi pemain drop," ucapnya. Lokasi senam yang dipilih pun tak jauh-jauh dari hotel. Para pemain Persik berlatih di lapangan kecil pinggir jalan yang berjarak sekitar 50 meter dari hotel.

Iurie tampak lebih tahu seluk-beluk lokasi sekitar tempat menginap. Lapangan kecil tempat bermain voli dan sepak bola mini yang dipilih untuk senam tersebut juga ditunjuk oleh Iurie. "Aku sudah beberapa kali ke sini. Dulu, aku juga latihan di sini," kata pelatih asal Moldova tersebut.

Pagi ini, para pemain Persik akan mendapatkan porsi latihan yang lebih berat. Mereka akan melakoni sesi latihan resmi di stadion. "Saat uji lapangan besok (hari ini, Red), pasti tidak hanya senam," tutur Iurie. Skuad Macan Putih mendapatkan jadwal latihan resmi pukul 08.00. Sedangkan tuan rumah Persijap mendapatkan jatah latihan sore hari.

Deltras Belum Tentukan Striker

Sidoarjo - Deltras Sidoarjo belum memutuskan siapa striker yang akan mereka rekrut untuk berlaga di pertandingan perdana Liga Super 2008 saat dijamu PSM Makassar, 19 Juli mendatang. Asisten Pelatih The Lobsters, Mochammad Socheh mengutarakan itu usai timnya mengalahkan Persekabpas Pasuruan 1-0 langsung pada laga uji coba di Stadion R Soedrasono, Bangil, Pasuruan, Jumat (11/7).

Gol tunggal Deltras pada pertandingan itu dicetak striker peserta seleksi asal Paraguay, Ireneo Roberto Acosta Collante, pada menit ke-25. "Kita belum putuskan siapa satu striker asing yang mau dikontrak. Dalam beberapa hari ini kita masih akan melihat perkembangan Roberto atau Nangue," ujar Socheh.

Nangue adalah striker asal Kamerun yang dalam beberapa waktu terakhir juga ikut seleksi di Deltras dan termasuk pemain yang diincar Pelatih Deltras Abdul Rahman Ibrahim.

Minggu, 06 Juli 2008

Indonesia, Tirulah Spanyol dan Turki


Xavi Hernandez (berkostum merah) cuma setinggi 170 cm, tapi dia tidak kalah dengan Christoph Metzelder yang bertinggi 190 cm

Postur pemain sepakbola yang tinggi besar, tidak menjamin kesuksesan. Kesebelasan yang terpuruk di pertandingan awal, bukan berarti kehancuran. Kesuksesan Spanyol menjuarai Euro 2008 adalah bukti bahwa sepakbola bukan sekadar fisik, melainkan teknik dan kekompakan. Kehebatan Turki untuk bangkit dari kekalahan pertama, adalah bukti bahwa semangat pantang menyerah bisa menjadi kekuatan yang mematikan. Lantas apa hubungan kiprah kesebelasan Spanyol dan Turki bagi Indonesia?

Tinggi badan beberapa bintang Spanyol ternyata tidak berbeda jauh dengan pemain tim nasional Indonesia. Tengok saja, pemain terbaik Euro 2008 Xavi Hernandez dan top skor Euro 2008 David Villa cuma setinggi 170 sentimeter, sama dengan dengan Ponaryo Astaman dan Bambang Pamungkas. Pemain dunia lain yang berpostur rata-rata pemain Indonesia masih banyak, sebut saja Fabio Cannavaro, Carlos Tevez dan Roberto Carlos. Mudah-mudahan fakta ini menjadi pelecut bagi seluruh pemain Indonesia agar tidak minder jika berhadapan dengan kesebelasan yang memiliki postur tubuh tinggi.

Spanyol juga bukanlah negara yang solid. Latar belakang pendirian negara berbentuk kerajaan ini penuh dengan darah. Orang Catalan pernah mengalami penindasan yang dilakukan Jenderal Franco di masa lalu. Akibatnya hingga sekarang, orang Catalan menganggap dirinya bukan orang Spanyol. Jangan heran kalau setiap pertandingan klub asal Catalan Barcelona melawan klub ibukota Spanyol, Real Madrid, selalu berlangsung panas dan bahkan dikait-kaitkan dengan dendam masa lalu. Selain orang Catalan, etnis Basque juga menolak disebut bagian dari Spanyol. Hingga kini ada gerakan separatis Euskadi Ta Azkatasuna/ETA(Tanah Air dan Kebebasan Basque) yang terus berjuang untuk memerdekakan Basque. Klub yang berasal dari Basque adalah Athletic Bilbao.

Hebatnya, selama Piala Eropa 2008 berlangsung, seluruh rakyat Spanyol bersatu. Tengoklah kerjasama Xavi Hernandez dari Catalan bekerja sama dengan Fernando Torres berasal dari Madrid, yang berhasil menghasilkan gol kemenangan Spanyol dalam pertandingan final. Ya, persatuan dan kekompakan menjadi salah satu kunci kesuksesan Spanyol meraih gelar yang sudah dinanti sejak 44 tahun. Apa yang dialami Spanyol ini hampir dengan situasi di Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis. Rasanya, soal persatuan dan kesatuan Indonesia sedikit lebih baik dari Spanyol. Piala Asia 2007 lalu menunjukkan bahwa hampir seluruh rakyat Indonesia berada di belakang pemain tim nasionalnya.

Sementara itu, tidak ada yang mengira Turki lolos ke semifinal sejak dikalahkan Portugal. "Selama berkarier, saya tak pernah mengatakan menyerah dalam pertandingan. Berapa pun skor yang terjadi. Saya adalah orang yang tak pernah kehilangan harapan. Saya sering melihat banyak kejadian-kejadian dramatis dalam akhir-akhir pertandingan. Itulah keindahan sepakbola," kata-kata itulah yang selalu ditanamkan pelatih Fatih Terim kepada para pemainnya. Hasilnya, pemain Turki selalu tak ada yang mengira Turki menang melawan Swiss, semuanya mengira pertandingan berakhir 1-1. Beberapa detik jelang wasit meniup peluit, Arda Turan mengubah keadaan menjadi 2-1. Melawan Ceko, Nihat dkk sudah ketinggalan 2-0, tapi mampu berbalik menang 3-2. Dan yang paling dramatis terjadi ketika Turki melawan Kroasia di perempat final. Satu menit menjelang pertandingan berakhir, gawang Rustu dibobol Ivan Klasnic. Lagi-lagi, Turki mampu membalas lewat Semih Senturk, hingga akhirnya menang adu penalti.

Semangat pantang menyerah Turki ini, mirip dengan semangat bangsa Indonesia ketika berjuang meraih kemerdekaan atau lebih dikenal dengan Semangat 1945. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan keringat, darah, dan airmata, bukan hadiah. Kalau cuma mengandalkan senjata yang dimiliki, sudah pasti para pejuang Indonesia dulu tidak akan mampu menandingi para penjajah. Tapi, karena Semangat 1945, Indonesia mampu mengusir penjajah, seperti yang diperlihatkan Arek-arek Suroboyo ketika melawan tentara NICA. Mudah-mudahan, Semangat 1945 akan selalu berada di darah setiap pemain Indonesia ketika berada di lapangan.

Tentu saja, bukan seperti membalikkan telapak tangan untuk menyamai Spanyol dan Turki. Postur tubuh yang tidak memadai, kalau tidak didukung teknik bermain yang baik tentu saja bohong besar. Semangat yang menyal-nyala pun membutuhkan teknik dasar bermain bola yang memadai. Postur pemain Indonesia hampir sama dengan pemain Spanyol, semangat tidak jauh berbeda dengan Turki. Yang bagaikan langit dan bumi tentu saja soal skil. Itu tidak masalah, karena skil bisa dilatih dan mental bisa diasah. Mudah-mudahan Spanyol dan Turki bisa menjadi inspirasi bagi kesebelasan Indonesia. Jadi, Indonesia bisa dong berbicara di pentas dunia?

Deltras Targetkan Tidak Degradasi

Karena menyadari persiapannya cukup minim, sehingga manajemen Deltras Sidoarjo tidak berani memasang target muluk-muluk di ajang Superliga nanti.

Deltras Targetkan Tidak Degradasi

Delta Putra Sidoarjo (Deltras) cukup tahu diri degan persiapan yang dilakukan. Tak heran, jika tim berjuluk The Lobster tidak berani sesumbar menghadapi ketatnya persaingan di ajang Superliga musim 2008/09. Deltras pun hanya memasang target tidak terdegradasi di akhir musim.

Hal tersebut seperti disampaikan manajer tim Deltras Saiful Ilah, kepada wartawan usai peluncuran tim di Sidoarjo. Menurutnya, melihat kondisi persaingan yang cukup ketat dan dengan persiapan yang kurang memadai, maka terget bertahan di Superliga adalah hal yang paling realistis.

"Kami tidak ingin muluk-muluk bicara mengenai target musim ini. Meski begitu, kami bertekad ingin mengulang prestasi musim lalu. Yakni menembus babak delapan besar," kata Saiful. "Tapi, minimal, kami tidak terdegradasi ke divisi utama."

Lebih lanjut, pria yang juga wakil Bupati Sidoarjo ini menambahkan, persaingan tim di ajang Superliga jauh lebih berat dibanding divisi utama. Terlebih, masih kata Saiful, karena semua tim sudah melakukan persiapan sebaik mungkin.

"Deltras musim ini banyak dihuni pemain-pemain baru, termasuk beberapa pemain muda yang magang dari klub internal. Meski begitu, kami tetap berharap agar para pemain baru ini bisa memberikan yang terbaik," tambah Saiful.

Laga Eksebisi Superliga Gratis Untuk Suporter

Pertandingan eksebisi antara tim pemain lokal terbaik di tanah air (Super Eleven) dengan tim pemain asing terbaik (Fantastic Eleven) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (6/7), pukul 19.00 WIB, gratis untuk suporter.


Laga Eksebisi Superliga Gratis Untuk Suporter

Kabar gembira tentunya bagi setiap suporter tim sepakbola di tanah air. Hal itu terkait dengan kebijakan Badan Liga Indonesia (BLI) untuk memberikan tontonan gratis bagi para pendukung setia tim sepakbola di Liga Indonesia ini.

Ya, laga eksebisi yang mempertemukan tim pemain lokal terbaik (Super Eleven) dan pemain asing terbaik (Fantastic Eleven) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (6/7), pukul 19.00 WIB ini gratis bagi suporter.

"Laga eksebisi ini memang kami gratiskan khusus bagi suporter. Tapi, hanya mereka yang hadir dengan atribut kebanggaanya. Kami menyediakan satu pintu di bagian Timur untuk mereka," ujar Azwan Karim, manager IT dan Media BLI, kepada GOAL.com ditemui usai penutupan workshop media di Hotel The Sultan, Jakarta, Sabtu (5/7) siang.

Dijelaskannya, bagi mereka yang datang tidak dengan atribut suporter, maka akan dikenakan biaya tanda masuk sebesar Rp30 ribu untuk VIP, Rp20 ribu untuk kelas I dan II, serta Rp10 ribu untuk tribun atas.

PSMS Batal Ikut ISL?
JAKARTA - Kabar mengejutkan datang dari PSMS Medan. Pengurus tim berjuluk Ayam Kinantan itu mencabut mandatnya kepada pihak pengelola PSMS Sihar Sitorus. Selain itu, mereka menarik diri dari Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.

"Dua surat terkait itu sudah kami kirim ke BLI (Badan Liga Sepak Bola Indonesia, Red)," tulis Hardi Mulyono, atas nama ketua umum PSMS, lewat pesan singkat yang dikirimkan kepada para wartawan.

Ketika dikonfirmasi, BLI tidak menyangkal adanya dua surat tersebut. Namun, BLI belum mengambil keputusan. Mereka lebih memilih untuk mendengarkan keterangan pihak pengelola dan pengurus PSMS secara langsung terlebih dulu.

"Karena itu, Senin (7/7) besok kami akan mempertemukan kedua belah pihak di kantor BLI," kata Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono kemarin (5/7).

BLI berharap agar pengurus PSMS berpikir lebih jernih tanpa emosi. BLI menyayangkan jika emosi sesaat membuat PSMS gagal berlaga di ISL 2008/2009. Apalagi, kompetisi tinggal enam hari lagi digulirkan.

"Kami akan coba melakukan mediasi. Tapi, kalau mereka tetap ngotot, kami tentu tidak akan menahan. Kami akan biarkan kompetisi dijalankan dengan 17 klub tanpa harus mengganti jadwal," ujar Joko.

Sementara itu, BLI memutuskan untuk memindahkan tempat pertandingan yang mempertemukan Persita Tangerang kontra Arema Malang (12/7). Laga yang semula akan dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, dialihkan ke Stadion Jalak Harupat, Soreang, Bandung.

"Waktu pertandingannya kami geser ke malam hari setelah pertandingan Pelita Jaya lawan Persiba Balikpapan," terang Joko.

Perpindahan itu disebabkan SUGBK pada saat bersamaan dipakai untuk peringatan hari koperasi. Ironis tentunya. Sebab, SUGBK dibangun sebagai wadah sepak bola. "Tapi, kami bisa menerima keputusan itu. Kami akan tetap main dengan penuh semangat," tegas Ekoyono Hartono, manajer Arema.

Tak Efektif, Deltras Kalah

SIDOARJO - Deltas Sidoarjo tak lagi perkasa. Kini anak-anak asuhan Abdul Rahman Ibrahim itu kembali takluk 0-1 dalam laga persahabatan melawan tim asal Australia Perth Glory FC di Gelora Delta Sidoarjo tadi malam (4/7). Dengan kekalahan ini Bakri Umarela dkk telah menelan dua kekalahan beruntun dari enam kali laga uji coba. Sebelumnya mereka telah memenangkan tiga kali pertandingan dari empat laga uji coba pada Juni lalu.

Gol semata wayang dan penentu kemenangan Perth Glory dicetak Josip Madgic pada menit ke-25. Dia yang berdiri bebas di depan gawang berhasil menyelesaikan kerjasama dari Eugene Dadi dan Mark Lee di sektor kanan. Crossing dari Lee berhasil diselesaikannya dengan tendangan first time yang tak mampu dibendung penjaga gawang Achmad Nurosadi yang telah berdiri out of position.

Setelah dihajar 0-4 oleh Persela Lamongan, mental The Lobster--julukan Deltras Sidoarjo-- memang terlihat menurun. Permainan kolektif yang biasanya ditunjukkan anak-anak asal Kota Udang itu kini tak sebagus kala mereka membekuk Deltras U-21, Persema, dan Persibo.

Selain itu ketiadaan Datuk--sapaan akrab Abdul Rahman Ibrahim-- dan empat pemain pilar juga sangat tampak mempengaruhi bentuk permainan Deltras. Carlos, Firmansyah, Bayu Sutha, dan Pablo Rojas (batal digaet) memang absen dalam laga uji coba tersebut. "Ini menjadikan serangan yang dibangun lini depan kurang efektif," ujar asisten pelatih Deltras yang menggantikan peran Datuk M. Socheh.

Secara umum permainan kedua tim berlangsung kurang menarik. Mereka bermain sangat monoton. Perth Glory yang unggul secara postur menyerang dengan mengandalkan umpan-umpan lambung. Namun, sayang teknik individu dari tim asuhan David Mitchel ini kurang mumpuni.

Bahkan pemain asal Brazil Amaral juga beberapa kali melakukan kesalahan passing, sehingga menghambat suplai bola untuk para striker Perth Glory. Tercatat ada dua peluang emas yang diperoleh Perth Glory selain gol yang tercipta di babak pertama. Keduanya diperoleh dari umpan crossing yang berasal dari tendangan bebas.

Dino Djulbic dan David Tarka yang memang berpostur jauh lebih tinggi dari dua bek tengah Deltras Christian Rene Martinez dan Bambang selalu menang dalam duel bola-bola atas di kotak penalti Deltras. Sayang, dua sundulan mereka tak mengarah ke gawang Achmad Nurosadi.Sedang satu peluang emas Deltras diperoleh pemain yang masih berstatus sebagai pemain seleksi Namgue pada menit ke-82. Solo run pemain bernomor punggung 15 ini mampu menembus pertahanan Perth Glory, sayang penyelesaiannya jauh melebar dari gawang Perth Glory yang dijaga Jason Petkavic.

Meski timnya kalah, asisten pelatih Deltras M. Socheh mengaku puas. Menurutnya hasil ini sesuai dengan target yang diminta manajemen dan pengurus Deltras. "Semua mungkin bisa maklum dengan keadaan tim yang serba kuarng ini," ujarnya.

Sementara pelatih Perth Glory David Mittchel juga mengaku puas dengan kemangan tipis timnya. Menurutnya dua kali kemenangan melawan tim Indonesia Super League adalah prestasi tersendiri dari timnya. "Ini akan menjadi bekal kami dalam mempersiapkan diri menghadapi kompetisi di Australia," tegasnya.



Susunan Pemain

Deltras: 1-Achmad Nurosadi (g), 6-Firdaus Nyong, 17-Christian Rene Martinez, 24-Firdaus Ramadhani, 14-Bambang, 26-Dwijoko, 8-Junior, 7-Marwal Iskandar/11-Soni Kurniawan (72), 23-Bakri Umarela, 25-Boy Jati Asmara, 15-Namgue



Perth Glory: 1- Jason Petkavic (g), 2-Amaral, 3-David Tarka, 4-Jamie Cosne, 5-Anthony Skorich, 7-Mark Anthony, 6-Dino Djulbic, 8-James Robinson, 9-Adrian Trinidad/5-Anthony Skorich(34), 12-Josip Magdip/16-Adrian Pallegrino(31), 14-Eugene Dadi/17James Dawney(70)

Pendekar Cisadane Tampil Seadanya
Indonesia Super League (ISL) merupakan kompetisi paling bergengsi di tanah air. Karena itu, sudah semestinya mereka yang berkecimpung di ISL adalah pemain-pemain berkualitas. Tapi, asumsi tersebut tidak sepenuhnya berlaku di ISL 2008/2009.

Pasalnya, masih ada klub yang menggunakan pemain seadanya. Contohnya, Persita Tangerang. Untuk mengarungi kompetisi ISL 2008/2009, tim berjuluk Pendekar Cisadane itu tampil seadanya.

Tak ada satu pun bintang yang menghuni Persita. Muka-muka lama yang punya nama mentereng sudah angkat kaki. Firman Utina berlabuh ke Pelita Jaya Jawa Barat. Bobby Satria dan I Putu Gede ke Persebaya Surabaya. Sedangkan Mukti Ali Raja hijrah ke Delta Putra Sidoarjo (Deltras).

Dari daftar skuad Persita saat ini, mungkin hanya nama Cucu Hidayat dan Adolfo Souza yang cukup akrab di telinga publik sepak bola nasional. Maklum, Cucu pernah membela Persib Bandung yang notabene salah satu tim besar Indonesia. Sedangkan Adolfo pernah memperkuat Persebaya, Deltras, dan Pelita Jaya.

Di luar keduanya, nama pemain-pemain lainnya kurang familier bagi publik sepak bola Indonesia. "Tapi, kami tetap optimistis dengan pemain yang kami miliki. Untuk tampil maksimal, tidak harus ada pemain bintang," tegas Andi Mulyadi, manajer tim Persita.

Manajemen Persita boleh saja optimis. Tapi, langkah mereka jelas akan sangat berat dalam mengarungi ISL 2008/2009. Bukan saja karena lawan-lawan mereka mengandalkan pemain-pemain berkualitas, tapi Persita juga punya problem lain yang tidak kalah pelik.

Dalam menjalani laga home di awal kompetisi, mereka harus menjadi tim musafir. Persita tidak bisa menjamu lawan-lawannya di Stadion Benteng, Tangerang. Situasi itu disebabkan Stadion Benteng belum lulus verifikasi.

Untuk menjamu lawan, Persita harus menggunakan stadion lainnya. Hanya, stadion yang mereka gunakan sebagai laga home tidak cukup satu. Tim kebanggaan Laskar Benteng Viola -julukan suporter Persita- tersebut harus menjamu lawan-lawannya di beberapa stadion di beberapa kota.

Kondisi tersebut tentu tidak menguntungkan. Bukan saja karena pembiayaan jadi membengkak, tapi Persita juga bakal minim dukungan suporter. Tanpa dukungan suporter, jelas Persita akan semakin sulit mengeruk poin.

"Jangan salah. Kami justru akan memanfaatkan situasi ini semua. Kami akan lebih mudah mencuri poin. Sebab, lawan akan menganggap remeh kami," sebut Cucu Hidayat, gelandang Persita. (fim/irf/ko)

Data Klub

Nama: Persita Tangerang

Berdiri: 1953

Alamat: Jl TMP Taruna, Kota Tangerang.

Julukan: Pendekar Cisadane

Home Base: ----

Ketua Umum: Ismed Iskandar

Manajer Tim: Andi Mulyadi

Pelatih: Agus Suparman

Suporter: Laskar Benteng Viola

Skuad

Kiper: Wawan Darmawan, Bayu Cahyo, M. Amin

Belakang: Lubis Sukur, Supriyadi, Julian Hontong, Bruno Casmir, Viktor Simone Wijaya, Yusuf Sutan Mudo, Christian Bakatal, Arwin Ashar

Tengah: Chusnul Wuafa, Syamsudin, Ramadan, Ade Manaf, Syaiful Amri, Abdurahman, Cucu Hidayat, Nicholas Djone

Depan: I Made Wirahadi, Adolfo Souza, Antonio Placide